Beberapa pelajar ini lakukan tindakan tidak pantas dengan memakai medium seragam sekolah serta cat semprot pilox. Kepala sekolah juga terserang dampaknya.
Ini ialah narasi dari pelajar SMA I di Kecamatan Kunto Darussalam, Riau. Ceritanya beberapa siswa ini rayakan kelulusan pada Sabtu (2/5) siang. Walau sebenarnya, siang itu faksi sekolah belum memberitahukan kelulusan. Kelulusan baru dipublikasikan saat malam hari dengan cara online untuk hindari pekerjaan tindakan coret-coret pakaian atau berkerumun.
Foto-foto tindakan coret mencoret beberapa siswa ini tersebar luas di sosial media, mendapatkan bermacam reaksi serta pada dasarnya jadi viral sebab dishare beberapa account yang mempunyai banyak penganut.
Dalam photo yang tersebar, beberapa pelajar lakukan tindakan coret seragam sampai membuat gambar wanita yang cuma kenakan pakaian dalam. Disamping itu, kelihatan ada rok salah satunya siswi yang dicoret di bagian belakangnya dengan gambar seakan berupa penis.
Photo yang lain memperlihatkan tindakan sama-sama gendong siswi memperlihatkan coretan bergambar penis di belakang sisi roknya ke camera. Ada pula photo yang dibarengi info mereka sedang minuman non-alkohol.
Disamping itu, tersebar video seorang siswi menggunakan rok pendek kelihatan sedikit berjongkok minta supaya rok sisi belakangnya ditandatangani temannya. Setelah itu, di video itu siswi itu minta agar sisi depan pakaian seragamnya ditandatangani rekan prianya.
"Eeh, di sini, " celetuk siswi itu sekalian arahkan ke organ intimnya.
Kabag Humas Pemkab Rokan Hulu (Rohul), Tanti Ekasari, menyebutkan faksinya sudah menyebut kepala sekolah sampai wali kelas pelajar itu.
"Kepala Dinas Pendidikan sekarang tengah minta klarifikasi ke faksi Kepala Sekolah SMA I Kunto Darussalam. Termasuk juga menyebut wali kelas sekolah itu untuk diminta info, " kata Tanti, Senin (4/5).
Meskipun begitu, tindakan beberapa pelajar ini pernah dibubarkan faksi kepolisian.
"Kita telah minta klarifikasi dari SMA I Kecamatan Kunto Darussalam, di Rohul. Dibetulkan itu ialah siswa dari sekolah itu yang lagi rayakan kelulus. Tetapi mereka tidak pernah konvoi, cuma mereka ada di lapangan terbuka. Belum konvoi, mereka telah dibubarkan faksi kepolisian ditempat, " kata Pelaksana Pekerjaan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Riau Kaharuddin.
"Saat saya verifikasi ke Kepsek, akui tidak mensosialisasikan surat minta kita berkaitan informasi kelulusan dengan cara online ke orangtua murid. Walau sebenarnya surat edaran Gubernur Riau (Syamsuar) benar-benar jelas larang ada tindakan coret-coret pakaian serta bergabung ditengah-tengah epidemi serta diinginkan kerja sama seluruh pihak serta peranan orangtua murid, " minta Kahar.
Faksi sekolah sudah menyebut orangtua murid serta siswa yang terjebak dalam tindakan itu. Mereka telah membuat surat pengakuan permintaan maaf pada publik.
"Tapi dari info faksi sekolah, jika seragam yang mereka gunakan itu bukan segaram sehari-harinya di sekolah. Sebab di sekolah mereka gunakan rok panjang serta jilbab panjang. Jadi kelihatannya mereka ini telah berencana semenjak awal untuk tindakan coret-coret itu. Sebab seragamnya bukan yang umum digunakan di sekolah, " kata Kahar.